Praktik Overlay Peta untuk Membangun Konsep Siswa Tentang Tata Ruang yang Berkelanjutan

Kegiatan praktik overlay peta dilaksanakan pada saat pembelajaran geografi di SMA Kesatrian 2 Semarang, dengan materi pokok Sistem Informasi Geografi (SIG). Kegiatan overlay peta ini dilaksanakan dikelas X3 pada hari Rabu tanggal 16 November 2022 jam pelajaran ke 4-6, kelas X2 pada hari Kamis tanggal 17 November 2022 jam pelajaran ke 8-10, kelas X1 pada hari Jumat tanggal 18 November 2022 jam pelajaran ke 4-6. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kompetensi keterampilan siswa membuat peta dengan teknik overlay konvensional supaya dapat membangun konsep siswa tentang tata ruang yang berkelanjutan. Secara sederhana overlay merupakan kemampuan untuk menempatkan grafis satu peta diatas grafis peta yang lain dan menampilkan hasilnya berupa peta baru. Didalam overlay kegiatan menampalkan suatu peta digital pada peta digital yang lain beserta atribut-atributnya dan menghasilkan peta gabungan yang berfungsi untuk menyajikan informasi baru.
Overlay merupakan salah satu teknik analisis SIG yang sangat bermanfaat karena mampu menghasilkan layer baru yang menghasilkan berbagai data baru sesuai dengan tujuan pembuatan peta. Selain itu ada beberapa manfaat overlay dalam pembuatan peta seperti, dapat menentukan kawasan yang aman dari wilayah banjir, dapat menentukan wilayah yang cocok berdasarkan tingkat kemiringan lereng, menghasilkan layer baru berdasarkan peta-peta dasar yang ditumpangsusunkan, menghasilkan visual 3D yang mampu mendeteksi kawasan yang rawan terhadap tanah longsor, dan menghasilkan penyangga berbentuk lingkaran maupun poligon dalam mengetahui luas suatu kawasan.
Praktik overlay peta diawali dengan pembagian kelompok, yakni setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Kemudian, guru membagi 3 peta yang akan di-overlay dan kertas HVS untuk setiap kelompok. Peta yang akan di-overlay adalah peta bangunan, peta jaringan jalan dan sungai, serta peta jenis lahan. Setelah peta dibagikan ke tiap kelompok, siswa menyalin peta bangunan pada kertas HVS. Untuk mempermudah proses menyalin peta, siswa menggunakan HP yang menampilkan background layar warna putih atau dapat menempelkan peta dan kertas HVS pada jendela kelas. Siswa memberi simbol warna pada saat deliniasi supaya kenampakan objek yang tergambar mudah diidentifikasi. Proses penyalinan peta dilanjutkan pada peta jaringan jalan dan sungai serta peta jenis lahan. Setelah penyalinan peta menjadi sebuah peta yang baru. Siswa memberi keterangan simbol-simbol yang tertera di peta atau pemberian legenda supaya mudah untuk melakukan pembacaan dan interpretasi peta.
Dengan adanya praktik ini siswa dapat mengarungi pengalaman baru mengenai salah satu konsep analisis SIG, yakni metode tumpang-susun peta/ overlay. Selain itu, kegiatan praktik tersebut dapat membuka konsep siswa mengenai pentingnya perencanaan tata ruang untuk pembangunan yang berkelankutan. Karena overlay dapat mengintegrasikan dari berbagai macam data, yang kemudian ditampalkan/ disusun untuk menjadi sebuah informasi yang baru dan bermakna. Selain itu, esensi terpenting tentang praktik overlay adalah sebagai pemahaman awal siswa ketika menjadi pengambil kebijakan/ keputusan tentang pemanfaatan ruang di kelak kemudian hari. Sebab pemanfaatan dan pembangunan wilayah tidak terlepas dari adanya perencanaan. Perencanaan wilayah yang berorientasi masa depan dapat mewujudkan peradaban yang sinergis antar unsur alam dan sosial dalam tatanan wilayah. Sehingga, praktik overlay peta ini dapat mengantarkan peserta didik untuk menapaki tatanan wilayah dan kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Oleh Mahasiswa PPL Geografi PPG Prajabatan UNNES Tahun 2022.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *